BAROKAH SURAT AL-FATIHAH ?
Mungkin sering kita saksikan dalam acara kenduri, walimah, selamatan kematian dan sejenisnya, lalu seseorang yang ditugasi untuk memimpin acara mengucapkan بِبَرَكَةِ الْفَاتِحَةِ artinya dengan berkahnya al-Fatihah. Kalimah tersebut kadang diucapkan ketika membuka acara dan sering juga pada saat memulai atau mengakhiri do’a.
Ritual itu rutin diamalkan karena surat al-Fatihah diyakini memiliki keistimewaan (fadhilah) yang luar biasa, termasuk fadhilah berkah dalam kehidupan manusia. Sehingga jika difahami secara tekstual (harfiyyah) maka surat al-Fatihah dapat memberikan berkah kehidupan bagi orang yang membaca atau mengucapkannya, sehingga punya daya tarik dan motifasi tersendiri bagi kebanyakan manusia untuk menggapai barokah surat al-Fatihah..
APA SEBENARNYA ARTI BAROKAH ?
Menurut tinjauan bahasa (lughawi) Barokah diartikan berkat, bahagia, untung, tumbuh dan berkembang. Barakah juga bisa diartikan bergerak, tumbuh, bertambah atau bahagia.
Imam Syamsuddin al-Sakhawi, menjelaskan :
اَلْمُرَادُ بِالْبَرَكَةِ النُّمُوُّ وَالزِّيَادَةُ مِنَ الْخَيْرِ وَالْكَرَامَةِ
Artinya : “Yang dimaksud dengan barakah adalah berkembang dan bertambahnya kebaikan dan kemuliaan”
Berdasarkan tiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, sesuatu dianggap mempunyai nilai barokah bila ia tumbuh, berkembang dan memberi nilai tambah dan kebahagiaan bagi yang mempuyai, dan setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya mendapatkan barokah.
SIAPA PEMBERI BAROKAH ?
Berdasarkan dalil naqli (bersumber dari al-Qur’an atau as-Sunnah), maka tiada satupun yang dapat memberikan barokah dalam kehidupan ini kecuali Allah swt. Sementara seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini (jin, manusia, hewan, gunung, laut, patung, batu besar, pohon besar, termasuk surat atau ayat al-Qur’an) tidak ada satupun yang bisa memberi atau mendatangkan barokah bagi kehidupan manusia.
Dalil-dalil tersebut antara lain adalah :
Al-Qur’an surat 23/al-Mu’minun : 14 : “…Maka Maha Pemberi Barokah Allah, Pencipta yang paling baik”
Al-Qur’an surat 37 / ash-shaaffat : 113 : “Kami limpahkan keberkahan atasnya (Ibrahim) dan atas Ishaq. dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
Al-Qur’an surat 67/ al-Mulk : 1. : “Maha Pemberi Berkah (Allah) yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,”
Al-Qur’an surat 17/ al-Isra’ : 1. : “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya,] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Dan masih banyak lagi lainnya yang menegaskan bahwa satu-satunya pemberi barokah hanyalah Allah yang Maha Pemurah, dan tidak ada satupun ciptaan (makhluq) Nya yang bisa memberikannya, seperti Malaikat, Nabi, Ulama’dan Kyai, apalagi surat al-Fatihah, surat Yasin , ayat kursi dan lainnya.
Jika seseorang sudah mengikrarkan لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ yang artinya tiada Dzat yang patut disembah kecuali Allah, maka dalam hatinya yang paling dalam juga mengikrarkan لاَ رَازِقَ إِلاَّ الل artinya tiada yang dapat memberi rizki (berkah) selain Allah.
Oleh sebab itu, orang yang berkeyakinan bahwa surat al-Fatihah itu bisa memberikan barokah bagi orang yang membaca atau mengucapkannya, itu sama saja ia telah mengganggap surat al-Fatihah sebagai Tuhannya. Sehingga yang sering diucapkan pada saat memulai atau mengakhiri do’a adalah بِبَرَكَةِ الْفَاتِحَةِ (dengan berkahnya surat al-Fatihah).
Ketika keyakinan itu dimiliki oleh orang Islam maka statusnya berubah menjadi orang musyrik (menyekutukan Allah dengan yang lain). Dia telah terjebak dalam dosa terbesar yang tidak terampunkan (QS. 4:116) dan dapat menghapus seluruh amal kebajikan. (QS. 6 :88 dan QS. 39 : 65).
SYARAT MEMPEROLEH BAROKAH ?
Syarat untuk memperoleh barokah Allah, baik yang datang dari langit maupun dari bumi menurut QS. al-A’raf : 98 di atas ada dua hal, yakni keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Dzat pemberi berkah dalam kehidupan.
”Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS. 7/ al-A’raf : 96).
Tentunya disertai usaha atau kerja yang maksimal. Sebab Allah telah menegaskan dalam al-Qur’an. “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. 13 / ar-Ra’du : 11).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !