Headlines News :
Home » » Tentang Hukum Membaca Do'a Iftitah

Tentang Hukum Membaca Do'a Iftitah

Written By Unknown on Kamis, 15 Agustus 2013 | 23.25

TENTANG HUKUM MEMBACA DO'A IFTITAH

Sampai saat ini belum ditemukan ayat al-Qur’an atau Sunnah Maqbulah yang menyatakan bahwa orang yang terus membaca “Allahumma baa‘id ....…” dalam selama hidupnya dianggap telah melakukan bid’ah. Karena itu mungkin sebaliknya bahwa orang yang mengatakan demikianlah yang telah berbuat bid’ah. Menurut hasil penelitian bahwa ada dua macam doa iftitah yang diajarkan Rasulullah saw yang dibaca setelah takbiratul ihram pada setiap mengerjakan shalat, dengan arti bahwa salah satu dari dua doa iftitah itu boleh dibaca dalam shalat. Kedua doa itu ialah “Allahumma baa‘id ...…” dan “Wajjahtu wajhiya ....…”.


“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, adalah Rasulullah saw setelah mengucapkan takbiratul ihram dalam shalat diam sebentar sebelum membaca al-Fatihah. Lalu aku bertanya : Ya Rasulullah, Demi bapakku, engkau dan ibuku, apa yang engkau baca ketika engkau diam antara takbiratul ihram dan membaca al-Fatihah? Rasulullah saw menjawab : Aku membaca :
"Allaahumma baa’id bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa ‘adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khotoo yaa kamaa yunqqots tsaubul abyadhuu minaddanas. Allaahummaghsil khotoo yaa ya bil maa i wats tsalji walbarod" (HR. al-Bukhari, Muslim dan penyusun Kitab-kitab Sunah kecuali at-Tirmudzi)

Doa Iftitah “Wajjahtu wajhiya ...…” :
Diriwayatkan dari Ali, ia berkata : Rasulullah saw apabila berdiri untuk shalat lalu bertakbiratul ihram, kemudian mengucapkan :
"Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardh hanifammusliman wa maa anaa minal musyrikiina. Inna shalaati wa nusukii wa mahyaa yaw a mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamin. Laa syariika lahu wa bidzaa lika umirtu wa anaa awwalulmuslimiina.
Allahumma antal malik, laa ilaaha illaa antaa subhaa naka wabihamdika anta wa a naa ‘abduka dhalamtu nafsii, wa’ taraftu bidzanbii, faghfirlii dzanbi jamii’an innahu laa yaghfirudzdzunuba illaa anta, wah dinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdii liahsanihaa illaa anta, washshrif ‘annii sayyiahaa laa yashshrifu ‘anni sayyiahaa illaa anta labbayka wasa’ dayka, wal khayrukulluhu fii yadayka. Wasysyarru laysa ilayka. Walmahdiyyu man hadayta. Anaa bika ilayka laa manjaa wa laa malja-a minka illaa ilayka. Tabaarakta wa ta’aa layka astaghfiruka wa atuubu ilayk" (HR. Ahmad, Muslim, at-Tirmudzi, Abu Dawud dan lain-lain)

Sekalipun kedua DO'A IFTITAH itu boleh dibaca salah satunya dalam shalat, namun ada yang perlu direnungkan dan dipertimbangkan dalam mengamalkannya, yaitu :

1. Dasar dari kedua doa iftitah itu adalah Sunnah Maqbulah, karenanya diberikan kewenangan kepada kaum muslimin untuk memilih doa mana yang akan mereka baca, atau mereka boleh membaca keduanya secara bergantian.

2. Doa Iftitah “Allahumma baa‘id …...” lebih pendek dibanding doa iftitah “Wajjahtu wajhiya ...…”. Doa iftitah “Allahumma baa‘id ….” DIMULAI dengan kalimat “Allahumma baa‘id ” dan DIAKHIRI dengan “bil-ma'i wats-tsalji wal-barad”, sedang doa iftitah “Wajjahtu wajhiya …” DIMULAI dengan kalimat “Wajjahtu wajhiya” dan DIAKHIRI dengan kalimat “astaghfiruka wa atuubu ilaik”.

3. Jika ingin mengikuti sunnah Rasulullah saw, tentu kita harus membaca doa Iftitah itu SECARA LENGKAP, TIDAK BOLEH SETENGAH-SETENGAH.

4. Sekalipun kedua doa iftitah itu berdasarkan Sunnah Maqbulah, jika ditinjau dari segi perawi, maka doa iftitah “Allahumma baa‘id …” lebih kuat daripada doa iftitah “Wajjahtu wajhiya …”, karena doa iftitah “Allahumma baa‘id …” diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah, sedangkan doa iftitah “Wajjahtu wajhiya …” diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, at-Tirmudzi, Abu Dawud dan yang lain.

Selanjutnya kita serahkan kepada anda sekalian untuk menetapkan pendapatnya berdasarkan keterangan di atas.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

. . Author :
“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan diantara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.” [Az-Zumar: 3]
Lihat Profil Lengkap-ku
Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Created Blog | Blog Template | OK Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Site Blog Pencerah - All Rights Reserved